Wednesday, June 18, 2008

Penerimaan Peserta Didik Baru, Gaji Ketigabelas dan Gaji yang TELAS


Para pemerhati pendidikan yang budiman,

Beberapa rekan kami yang mempunyai anak di kelas VI, IX serta XII tampak ada yang nafasnya naik turun mengikuti naik turunnya dinamika pendidikan, mulai dari hasil UN dan USBN serta "Penerimaan Peserta Didik Baru". Konon ada konvensi bahwa disetiap tahun pelajaran, sekolah senantiasa mengejar mutu pendidikan yang berimplikasi pada naiknya iuran sekolah. Mutu pendidikan menjadi kemasan yang paling menarik dibanding inflasi maupun kenaikan harga barang, untuk menarik partisipasi masyarakat dalam pendanaan pendidikan.
Secara logika meningkatkan mutu pendidikan memang membutuhkan biaya yang besar. Namun mutu yang bagaimana yang akan dituju ?, Bagaimana pentahapan mutu pendidikan yang didesain sekolah ? Akankah pentahapan itu diselesaikan oleh seorang kepala sekolah atau beberapa orang kepala sekolah ? Sudah adakah evaluasi atas penerapan APBS di akhir tahun pelajaran sebelum membuat APBS baru ? Akankah mutu pendidikan menjadi sesuatu yang intangible ?
Keterukuran tampaknya menjadi sangat penting. Kecermatan dalam mengukur variabel mutu pendidikan yang akan dituju sangat dibutuhkan karena akan terkait dengan pendanaan pendidikan dari masyarakat. Rupiah demi rupiah perlu lebih dimaknai dalam masa seperti sekarang ini. Bersyukur beberapa rekan kami telah menerima Gaji Ketigabelas karena menjadikan agak bisa bernafas. Namun jika dihadapkan kembali dengan iuran - iuran yang muncul pasca
"Penerimaan Peserta Didik Baru", gaji menjadi TELAS . Mudah - mudahan kita sepakat program peningkatan mutu pendidikan di tingkat sekolah, tidak menjadikan hilangnya akses orang - orang pinter dari kalangan penduduk miskin menjadi sirna karena nggak kuat mbayar.....

Salam pendidikan

Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Persoalan pendidikan yang senantiasa berkembang dinamis sangat terkait dengan keberadaan, peran dan fungsi tenaga pendidik serta kependidikan. Banyak variabel yang menyertai baik buruknya kiprah para pendidik dan tenaga kependidikan tersebut. Barangkali kita sepakat bahwa banyaknya variabel tersebut bukan alasan yang reasonable untuk membuat mutu pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan menjadi kurang "CETHO". Dan barangkali pula tidak ada kata terlambat untuk membenahi diri kita, termasuk membenahi Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Masukan - masukan dari para partisipan pada Blogger ini ( yaah walaupun masih blogger sih) akan sangat membantu langkah peningkatan AKUNTABILITAS PENGELOLAAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN. Kalau tidak sekarang kapan lagi ....... kalau tidak kita siapa lagi.........